Jumat, 10 Mei 2013

cutting sticker

6 komentar
Memulai usaha cutting sticker membutuhkan beberapa kelengkapan, diantaranya sebagai berikut :


Pengetahuan mengenai menjalankan computer dan menggunakan software desain grafis seperti: Corel Draw maupun Adobe Ilustrator, dan lain-lain. Komputer untuk desain dan menjalankan mesin cutting sticker, umumnya dengan RAM 2GB sudah cukup mengcover keduanya.
1 Unit mesin Cutting Sticker, yang direkomendasikan untuk bisnis merek Rolland atau Graftec, namun untuk memulai bisa dengan merek Suda, Kingcut, Copas, Jinka, atau lainnya.
Memiliki source vendor membeli sticker seperti merek 3M, Oracal, Kiwalite, Retrama, Seicholite, dll.


Untuk kelengkapan yang wajib adalah 3 diatas, namun akan lebih baik jika faktor kelengkapan additional juga bisa di adakanatau saat usaha cutting sticker mulai menanjak hal ini bisa dimulai, adapun faktor additional yang diperlukan diantaranya adalah sebagai berikut:

Memiliki aneka template cantik, biasanya rekan-rekan di internet banyak yang menawarkan .
Tempat bisnis strategis dan memudahkan akses pelanggan menuju bisnis yang kita geluti.
Jika pekerjaan sudah banyak, pekerjakan orang lain untuk mengolah sticker yang sudah di cutting untuk di jadikan produk yang siap didelivery.
Cara Membuat Cutting Sticker:

Membuat gambar yang akan diaplikasikan sebagai desain sticker yang akan dibuat, buka software Coreldraw. Dan gambar yang dihasilkan haruslah berupa garisan gambar vector yang bisa dipisah-pisahkan antara bagian satu warna dengan warna lainnya untuk proses pemotongan sticker dengan mesin per bagian warna masing-masing bagian.
Setelah desain selesai digambar, maka pisahkan gambar berdasarkan golongan warna yang sama ddan disatukan dengan cara disusun atau sortir yang rapi agar dapat menghemat bahan dari pembuatan stricker tersebut. Jika sudah disatukan pewarna maka desain telah siap untuk di import kedalam program software yang mendukung mesin cutting sticker, biasanya dari coreldraw atau software lainnya diexport kedalam format EPS(Encapsulated PostScript).
Setelah itu buka software yang support dengan mesin cutting sticker anda, yang pada umumnya digunakan antara lain: Casematte, Artcut, atau Rolland Software yang merupakan bawaan dari mesin rolland, setelah program terbuka silahkan panggil melalui import file nama dari yang anda export dengan format EPS tadinya. Jika gambar telah tampil maka gambar tersebut sudah siap dipotong.
Hidupkan mesin cutting sticker anda dan masukkan bahan sesuai dengan warna yang akan anda potong. Bahan cutting sticker sendiri biasanya yang umum digunakan adalah merk Oracal untuk non reflectif dan 3M, Kiwalite, Seichoolite, Rexlite, Xlite, dan lain-lain untuk bahan dengan spesifikasi Reflectife sheeting.
Jika bahan sudah anda masukkan kedalam mesin cutting dengan posisi yang tepat, silahkan tekan tombol cut di panel software atau biasanya diberikan gambar pisau sebagai iconnya, selanjutnya mesin secara otomatis akan memotong sticker sesuai dengan gambar yang telah anda desain dan anda import kedalam software cutting sticker. Proses pemotongan ini anda lakukan dan ulangi dengan sabar hingga tiap-tiap warna yang anda selesai dilakukan proses pemotongannya.
Selanjutnya jika proses potong ini telah selesai, maka rakitlah potongan gambar dari sticker tersebut menjadi satu sesuai dengan desain yang anda buat sebelumnya, setelah selesai dirakit seperti puzzel, maka satukanlah sticker-sticker tersebut dengan sticker transparan tipis atau yang biasa disebut dengan masking tape.

Rabu, 01 Mei 2013

budidaya pisang

4 komentar
I. PENDAHULUAN

Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Pisang merupakan tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional.


Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Keluarga : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa spp.


Jenis pisang dibagi menjadi empat :
1) Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca var Sapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas.


2) Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma typicaatau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok. 3) Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk.

4) Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).




Manfaat tanama Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan trandisional Indonesia. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Batang pisang
yang telah dipotong kecil dan daun pisang dapat dijadikan makanan ternak ruminansia (domba, kambing) pada saat musim kemarau dimana rumput tidak/kurang tersedia. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar racun.



II. SYARAT TUMBUH

2.1. Iklim

a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.

b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.




2.2. Media Tanam

a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.

b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.

c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.




2.3.Ketinggian Tempat

Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl




III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

3.1. Pembibitan

- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).

- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.




3.2. Penyiapan Bibit

- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m

- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.




3.3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam

- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.

- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.

- Buang daun yang lebar.- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.




3.4. Pengolahan Media Tanam

- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.

- Gemburkan tanah yang masih padat

- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.




3.5. Teknik Penanaman

- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.

- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.

- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).- Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.- Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.- Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.- Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut :








PUPUK
JUMLAH
KETERANGAN

UREA
207 (kg/ha)
Berikan 2x setahun, dalam larikan yang mengitari rumpun lalu ditutup tanah

SP-36
138 (kg/ha)
6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )

KCl
608 (kg/ha)
6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )

Pupuk Kandang


25.5pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0in 5.4pt 0in 5.4pt; width: 94.5pt;" valign="top" width="126">
0,8-10 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
Dolomit
200 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
POC NASA
20 (botol/ha)
Disiramkan 3 bulan sekali
SUPERNASA
10 (botol/ha)
4 bulan sekali
HORMONIK
10 (botol/ha)
Dicampur POC NASA disiram 3 bulan sekali
3.6. Pemeliharaan Tanaman
- Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.

- Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).

- Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.

- Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.

- Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.- Pangkas daun kering.- Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.- Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.




3.7. Pemeliharaan Buah

- Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.

- Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.

- Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.




3.8. Hama dan Penyakit

3.8.1. Hama

a. Ulat daun (Erienota thrax.)

Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.




b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)

Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.




c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)

Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.




d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)

Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.




3.8.2. Penyakit

a. Penyakit darah

Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.




b. Panama

Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.




c. Bintik daun

Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.




d. Layu

Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman




e. Daun pucuk

Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.




3.9. Panen

- Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.

- Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.

- Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.- Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.

- Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.


Peluang Usaha
Perkebunan pisang yang permanen (diusahakan terus menerus) dengan mudah dapat ditemukan di Meksiko, Jamaika, Amerika Tengah, Panama, Kolombia, Ekuador dan Filipina. Di negara tersebut, budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur teknis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standard internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Permintaan pisang dunia memang sangat besar terutama jenis pisang Cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Selain berpeluang dalam ekspor pisang utuh, saat ini ekspor pure pisang juga memberikan peluang yang baik. Pure pisang biasanya dibuat dari pisang cavendish dengan kadar gula 21-26 % atau dari pisang lainnya dengan kadar gula < 21%. Di Indonesia pisang hanya ditanam dalam skala rumah tangga atau kebun yang sangat kecil. Standard internasional perkebunan pisang kecil adalah 10-30 ha. Angka ini belum dicapai di Indonesia. Tanah dan iklim kita sangat mendukung
penanaman pisang, karena itu secara teknis pendirian perkebunan pisang mungkin dilakukan.

budidaya burung walet

4 komentar
Seputar Budidaya Burung Walet ( Collacalia fuciphaga )


1. SEJARAH SINGKAT

Burung Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial
dan
suka meluncur. Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan
ukuran
tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit
dan
runcing, kakinya sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung
ini tidak
pernah hinggap di pohon.

Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah
yang cukup lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-
langit untuk menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan
berbiak.


2. SENTRA PERIKANAN

Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa
Barat,
Jawa Timur dan Jawa Tengah


3. JENIS

Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorder : Apomorphae
Order : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga



4. MANFAAT

Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya yang terbuat dari
air liurnya
(saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga yang tinggi, juga
dapat
bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna untuk
menyembuhkan
paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan penambah
tenaga.


5. PERSYARATAN LOKASI

Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
1) Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2) Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi dan
perkembangan masyarakat.
3) Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan
daging.
4) Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau,
sungai,
rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.


6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Suhu, Kelembaban dan Penerangan

Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan
penerangan yang mirip dengan gua-gua alami. Suhu gua alami
berkisar
antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %.

Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:
a. Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm
b. Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
c. Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk "L" yang berjaraknya 5
m satu
lubang, berdiameter 4 cm.
d. Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
e. Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang
berbentuk corong
dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam
gedung akan
lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet.

2) Bentuk dan Konstruksi Gedung

Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar, luasnya
bervariasi
dari 10x15 m2 sampai 10x20 m2. Makin tinggi wuwungan (bubungan)
dan
semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah
walet
dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh
pepohonan
tinggi.

Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian
luar dari
campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari
campuran
pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat
baik untuk
mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau
semen
dapat disirami air setiap hari.

Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat
dari kayu-
kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan
rengat.
Atapnya terbuat dari genting.

Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat
berputar-
putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan
bersarang.
Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20x20 atau 20x35 cm2
dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan
dan kondisi
gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding
lubang
dicat hitam.

6.2. Pembibitan

Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan tidak sengaja.
Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan
oleh
para peternak tersebut. Untuk memancing burung agar lebih banyak
lagi,
pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara
burung
Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang menghasilkan
serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan burung walet.

1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan agar
mau bersarang
di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti agar
masuk
dalam gedung baru tersebut dengan menggunakan kaset rekaman dari
wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam
16.00­18.00, yaitu
waktu burung kembali mencari makan.

2) Perawatan Bibit dan Calon Induk

Di dalam usaha budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk
ditetaskan
pada sarang burung sriti. Telur dapat diperoleh dari pemilik gedung
walet
yang sedang melakukan "panen cara buang telur". Panen ini
dilaksanakan
setelah burung walet membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur
walet
diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Telur yang dibuang
dalam
panen ini dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet
dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.

a. Memilih Telur Walet
Telur yang dipanen terdiri dari 3 macam warna, yaitu :
- Merah muda, telur yang baru keluar dari kloaka induk berumur
0­5 hari.
- Putih kemerahan, berumur 6­10 hari.
- Putih pekat kehitaman, mendekati waktu menetas berumur 10­15
hari.
Telur walet berbentuk bulat panjang, ukuran 2,014x1,353 cm dengan
berat 1,97 gram. Ciri telur yang baik harus kelihatan segar dan
tidak boleh
menginap kecuali dalam mesin tetas. Telur tetas yang baik mempunyai
kantung udara yang relatif kecil. Stabil dan tidak bergeser dari
tempatnya.
Letak kuning telur harus ada ditengah dan tidak bergerak-gerak,
tidak
ditemukan bintik darah. Penentuan kualitas telur di atas dilakukan
dengan
peneropongan.

b. Membawa Telur Walet
Telur yang didapat dari tempat yang jaraknya dekat dapat berupa
telur
yang masih muda atau setengah tua. Sedangkan telur dari jarak jauh,
sebaiknya berupa telur yang sudah mendekati menetas.
Telur disusun dalam spon yang berlubang dengan diameter 1 cm. Spon
dimasukkan ke dalam keranjang plastik berlubang kemudian ditutup.
Guncangan kendaraan dan AC yang terlalu dingin dapat mengakibatkan
telur mati. Telur muda memiliki angka kematian hampir 80% sedangkan
telur tua lebih rendah.

3) Penetasan Telur Walet

a. Cara menetaskan telur walet pada sarang sriti.

Pada saat musim bertelur burung sriti tiba, telur sriti diganti
dengan telur
walet. Pengambilan telur harus dengan sendok plastik atau kertas
tisue
untuk menghindari kerusakan dan pencemaran telur yang dapat
menyebabkan burung sriti tidak mau mengeraminya. Penggantian telur
dilakukan pada siang hari saat burung sriti keluar gedung mencari
makan.

Selanjutnya telur-telur walet tersebut akan dierami oleh burung
sriti dan
setelah menetas akan diasuh sampai burung walet dapat terbang serta
mencari makan.


b. Menetaskan telur walet pada mesin penetas

Suhu mesin penetas sekitar 400 C dengan kelembaban 70%. Untuk
memperoleh kelembaban tersebut dilakukan dengan menempatkan
piring
atau cawan berisi air di bagian bawah rak telur. Diusahakan
agar air
didalam cawan tersebut tidak habis.

Telur-telur dimasukan ke dalam rak telur secara merata atau
mendata dan
jangan tumpang tindih. Dua kali sehari posisi telur-telur
dibalik dengan
hati-hati untuk menghindari kerusakan embrio. Di hari ketiga
dilakukan
peneropongan telur. Telur-telur yang kosong dan yang
embrionya mati
dibuang. Embrio mati tandanya dapat terlihat pada bagian
tengah telur
terdapat lingkaran darah yang gelap. Sedangkan telur yang
embrionya
hidup akan terlihat seperti sarang laba-laba. Pembalikan
telur dilakukan
sampai hari ke-12.

Selama penetasan mesin tidak boleh dibuka kecuali untuk
keperluan
pembalikan atau mengisi cawan pengatur kelembaban. Setelah
13­15
hari telur akan menetas.

6.3. Pemeliharaan

1) Perawatan Ternak

Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan sangat
lemah. Anak
walet yang belum mampu makan sendir perlu disuapi dengan telur
semut
(kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2­3 hari anak walet
ini masih
memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak
perlu
dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur

boleh
diturunkan 1­2
derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin.

Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah tumbuh anak
walet
dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan
alat
pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak.

Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang sudah siap terbang
dibawa
ke gedung pada malam hari, kemudian dletakan dalam rak untuk
pelepasan.
Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak
waket akan
dapat terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang
walet
dewasa.

2) Sumber Pakan

Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri.
Makanannya adalah serangga-serangga kecil yang ada di daerah
pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk
mendapatkan
sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet harus
menyediakan

makanan tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara untuk
mengasilkan serangga adalah:
a. menanam tanaman dengan tumpang sari.
b. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
c. membuat kolam dipekarangan rumah walet.
d. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.

3) Pemeliharaan Kandang

Apabila gedung sudah lama dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk
di
lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi
dimasukan dalam
karung dan disimpan di gedung.


7. HAMA DAN PENYAKIT

1) Tikus
Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus
mendatangkan suara gaduh dan kotoran serta air kencingnya dapat
menyebabkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus dengan
menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu
yang
akan digunakan untuk sarang tikus.

2) Semut
Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung
walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan dengan memberi
umpan
agar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah
itu
semut disiram dengan air panas.

3) Kecoa
Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil
dan
tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida,
menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diperlukan
dibuang
agar tidak menjadi tempat persembunyian.

4) Cicak dan Tokek
Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek dapat memakan
anak
burung walet. Kotorannya dapat mencemari raungan dan suhu yang
ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet. Cara pemberantasan
dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan membuat
saluran air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok bagian luar
dibuat licin
dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.


8. PANEN

Sarang burung walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya
sudah
memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan
ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu
sarang walet
yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal
bagi
gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet
merasa
tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut,
para
pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan.

Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung walet
dengan beberapa cara, yaitu:

1) Panen rampasan
Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur,
tetapi
pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai
keuntungan
yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan
total
produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini
tidak
baik dalam pelestaraian burung walrt karena tidak ada peremajaan.
Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang
sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot
menjadi
kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi
pemacuan
waktu untuk membuat sarang dan bertelur.

2) Panen Buang Telur
Cara ini dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur
dua
butir. Telur diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola
ini
mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen
hingga
4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna
dan tebal.
Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk
menetaskan telurnya.

3) Panen Penetasan
Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas
dan
sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena
sudah
mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya
adalah burung walet dapat berkembang biak dengan tenang dan aman
sehingga polulasi burung dapat meningkat.

Adapun waktu panen adalah:

1) Panen 4 kali setahun
Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang
dihuni
dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama
dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen
selanjutnya dengan pola buang telur.

2) Panen 3 kali setahun
Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah
berjalan
dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai
yaitu,
panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola
rampasan
dan buang telur.

3) Panen 2 kali setahun
Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya
untuk
memperbanyak populasi burung walet.


9. PASCAPANEN

Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan
dan
penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari
kotoran-
kotoran yang menempel yang kemudian dilakukan pemisahan antara
sarang
walet yang bersih dengan yang kotor.


10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA

10.1 Analisis Usaha Budidaya

Perkiraan analisis budidaya burung walet di daerah Jawa Barat tahun
1999:

1) Modal tetap
a. Gedung
Rp. 13.000.000,-
b. Renovasi gedung
Rp. 10.000.000,-
c. Perlengkapan
Rp. 500.000,-
Jumlah modal tetap
Rp. 23.500.000,-
Biaya penyusutan/bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bln ( 5 th)
Rp. 391.667,-

2) Modal Kerja
a. Biaya Pengadaan
- Telur Walet 500 butir @ Rp. 5.000,-
Rp. 500.000,-
- Transportasi
Rp. 100.000,-
- Makan
Rp. 50.000,-
b. Biaya Kerja
- Pelihara kandang/bln@ Rp. 5000,- x 3 bln
Rp. 15.000,-
- Panen
Rp. 20.000,-
Jumlah biaya 1x produksi:Rp. 650.000,-+Rp. 35.000,- Rp.
685.000,-

3) Jumlah modal yang dibutuhkan pada awal Produksi
a. Modal tetap
Rp. 13.500.000,-
b. Modal kerja 1x Produksi
Rp. 685.000,-


Jumlah modal
Rp. 14.185.000,-

4) Kapasitas produksi untuk 5 tahun 1 kali produksi :
a sarang burung walet menghasilkan 1 kg
b sarang burung sriti menghasilkan 15 kg
c untuk 1 tahun, 4 kali produksi, menghasilkan :
- sarang burung walet 4 kg
- sarang burung sriti 60 kg
d untuk 5 tahun, 20 kali produksi, menghasilkan :
- sarang burung walet 20 kg
- sarang burung sriti 300 kg

5) Biaya produksi
a. Biaya tetap per bulan : Rp. 23.500.000,-:60 bulan
Rp. 391.667,-
b. Biaya tidak tetap
Rp. 685.000,-
Total Biaya Produksi per bulan
Rp. 1.076.667,-
Jumlah produksiRp.1.076.667:16 kg (walet dan sriti)
Rp. 67.292,-

6) Penjualan
a. sarang burung walet 1 kg
Rp. 17.000.000,-
b. sarang burung sriti 15 kg
Rp. 3.000.000,-
Untuk 1 kali produksi
Rp. 20.000.000,-
Untuk 5 tahun
a. sarang burung walet 20 kg
Rp. 340.000.000,-
b. sarang burung sriti 300 kg
Rp. 60.000.000,-
Jumlah penjualan
Rp. 400.000.000,-

7) Break Even Point
a. Pendapatan selama 5 Tahun
Rp. 400.000.000,-
b. Biaya produksi selama 5 th Rp. 1.076.667 x 60 bln
Rp. 64.600.000,-
c. Keuntungan selama 5 tahun
Rp. 335.400.000,-
d. Keuntungan bersih per produksi 335.400.000 : 60 bln
Rp. 5.590.000,-
e. BEP
232.919

8) Tingkat Pengembalian Modal 3 bulan (1 x produksi)


10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai tinggi.
Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat
besar dan
masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang
banyaknya budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang
walet yang
telah ada merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Budidaya
sarang
burung walet sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik dan
intensif.

budidaya pohon jati

1 komentar
Siapa yang tidak kenal dengan Kota Blora? Kota kecil namun tenang, terletak di Pripinsi Jawa Tengah bagian timur. Berbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Banyak juga orang yang menyebutnya dengan “kota sate”.
Tetapi pada saat ini kita tidak akan membicarakan masalah makanan, terutama sate. Ada satu hal lagi yang menarik dari Kota Blora, dan ini lebih terkenal, tidak hanya di Jawa Tengah, namun di seluruh Indonesia bahkan sampai ke manca negara. Apalagi kalau bukan pohon jati. Jadi, kalau bapak ibu datang ke kota Blora, tengok aja ke kanan kiri jalan pasti akan disuguhi pemandangan yang indah, yakni hutan jati.
Mungkin Anda penasaran, bagaimana cara membudidayakan pohon jati supaya dapat tumbuh dengan subur. Apabila Anda tertarik, ikuti petunjuk berikut ini !
Sebelum mulai menanam pohon jati, ada beberapa tips/cara yang perlu kita perhatikan.
Pilihlah benih jati yang baik dengan ketentuan berdiameter 1-1,5 cm.
Jemur benih jati tersebut sampai betul-betul kering.

list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Setelah bibit jati itu kering, rendamlah bibit tersebut dengan campuran air accu dan air tawar dengan perbandingan 1 : 10 ( air accu 1 liter perlu air tawar 10 liter ) selama 3 hari.
Selanjutnya benih jati tersebut diangkat dan ditiriskan atau ditus selama 0,5 sampai 1 hari.
Siapkan media / bedeng tabur ukuran sembarang, dan di sekelilingnya dibuatkan pembatas.
Setelah media / bedeng siap, taburkan benih jati tersebut di atas bedengan.
Setelah benih jati ditabur semua, kemudian benih tersebut kita timbun dengan pasir hitam/pasir bengawan setebal 1,5-2 cm.
kemudian kita tutup bedeng tersebut dengan plastic, kalau tidak ada plastic bias kita tutup dengan dedaunan.
Selama di dalam bedeng, benih tidak boleh kering harus diatur kelembabannya.
Kemudian kita tunggu selama 7 – 14 hari.
Kalau sudah berkecambah harus kita pindahkan ke polibek yang sebelumnya sudah kita siapkan.
Polibek yang kita siapkan berisi tanah, pupuk organic/kandang, dan rambut padi, dengan perbandingan 1 : 3 : 2.

budidaya kentang

0 komentar

PENDAHULUAN
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan sumber utama karbohidrat, sehingga menjadi komoditi penting. Rendahnya produktivitas diatas disebabkan anatara lain, penggunaan bibit bermutu rendah, pengelolaan budidaya yang belum optimal serta penanganan pasca panen yang belum memadai. Dilain pihak, teknolgi budidaya kentang telah banyak dihasilkan oleh BPTP dan lembaga penelitian lain dengan hasil produksi mencapai 21-25 ton/ha. Kesenjangan hasil yang tinggi antara yang dicapai petani dengan hasil ditingkat penelitian, disebabkan karena teknologi yang ada belum sepenuhnya diterima dan diterapka oleh petani.VARIETAS

• Untuk dataran tinggi adalah granola, cipanas, HPS, nikola, atzimba
• Dataran medium adalah berolina, Dto.33,Desiree

Kentang Kuning
1. Granola
Jenis ini merupakan varietas unggul, karena produktivitasnya bisa mencapai 30– 35 ton per hektar. Granola juga tahan terhadap penyakit kentang pada umumnya. Bila varietas lain kerusakan akibat penyakit bisa 30%, granola hanya 10%. Umur panen normal adalah 90 hari, meskipun 80 hari sudah bisa dipanen. Warna kulit dan daging umbi kuning dan bentuknya relatif lonjong alias oval

2. Cipanas
Merupakan varietas hasil persilangan Thung 1510 dengan Desiree. Kulit umbi dan daging umbi berwarna kuning. Mampu berproduksi sampai 34 ton per hektar. Namun, varietas ini agak peka terhadap Nematoda Meloidogyne Sp dan serangan layu bakteri pseudomonas Solanacearum. Namun tahan terhadap penyakit busuk oleh cendawan phytophthora infestans (late blight, hawar daun). Umur panen 95 – 105 hari jadi lebih lama dibandingkan granola.
3.Cosima
Varietas ini introduksi dari Jerman, agak tahan terhadap penyakit Phytophthora infestans dan layu bakteri Pseudomonas Solanacearum, sedikit peka terhadap virus daun menggulung. Serta cukup tahan terhadap Nematoda Meloidogyne Sp. Di Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat) Cosima lebih tahan hujan dibandingkan dengan Catella. Umur panennya 101 hari. Daya hasilnya antara 15 – 25 ton. Umbinya agak berpipih, kurang seragam, mata agak dalam, umbinya enak dan pulen, tetapi kurang baik untuk digoreng.
4.Segunung
Merupakan varietas hasil persilangan kentang Thung 151 C dan desiree. Umbi berbentuk bulat lonjong. Kulit dan daging umbi kuning. Potensi hasilnya bisa mencapai 25 ton / hektar. Sangat baik ditanam di daerah berdataran tinggi. Tanaman cukup tahan terhadap penyakit busuk daun atau nawar daun atau late blight
5.Thung
Umbi berbentuk bulat gepeng. Kulitnya berwarna kuning. Dagingnya putih kekuning-kuningan. Bobot rata-rata 55,5 gram dan mempunyai keseragaman umbi. Tanaman peka terhadap penyakit dan hama
6.Catella
Termasuk kentang yang umurnya genjah (pendek). Seperti granola dimana umur 100 hari sudah bisa di panen. Umbinya bulat, daging umbi kuning. Kandungan patinya sedang. Namun, tanaman ini tidak tahan penyakit busuk daun.
7.Agria
Kentang introduksi dari Belanda. Umbinya besar seperti umbi ketelah rambat. Kuning umbi kuning, daging umbi kuning tua. Tanaman tahan penyakit virus PUY, penyakit busuk daun dan umbi juga tanam serangan nematoda serta keropeng. Varietas agria direkomentasikan sebagai varietas yang cocok untuk keripik dan kentang goreng.
Kentang Putih
1. Marita
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan bobot tanaman ratanya 43,3 gram. Varietas yang ditanam di lembang dan Cianjur cukup tanam penyakit. Umbinya terasa enak dan warna daging umbi putih kekuning-kuningan
2. Diamant
Produktivitasnya tergolong tinggi. Bentuk umbi oval sampai oval memanjang. Kulit umbi berwarna putih, daging umbi putih kekuning-kuningan. Tanaman tahan penyakit busuk daun. Kulit umbi dan penyakit virus A. Selain itu, tahan juga terhaap nematoda biotipe A.
Kentang Merah
1. DesireeMerupakan hasil persilangan kentang Urgenta dan Depesche.
Umur panennya 100 hari, produktivitasnya tinggi. Bentuk umbi oval bulat sampai oval, kulit umbi berwarna merah, daging umbi kuning kemerahan. Tanaman peka terhadap penyakit busuk daun, penyakit layu dan penyakit virus PLRV (daun menggulung)
2. KondorVarietas yang diintorduksi dari Belanda.
Umbinya besar mirip ubi jalar. Kulit umbi merah tetapi daging umbi kuning terang. Bentuk umbi oval atau lonjong. Produksinya tinggi, tahan penyakit virus PVY Penggulung daun, penyakit busuk daun dan penyakit umbi





SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
Curah hujan rata-rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9-10 jam/hari, suhu optimal 18-21 °C, kelembaban 80-90% dan ketinggian antara 1.000-3.000 m dpl.

2.2. Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8-7,0.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30-50 gram, umur 150-180 hari, tidak cacat, dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
- Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong

menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan POC NASA selama 1-3 jam (2-4 cc/lt air).

3.2. Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Natural Glio yang sudah terlebih dahulu dikembangbiakkan dalam pupuk kandang + 1 minggu, ditebarkan merata pada bedengan (dosis : 1-2 kemasan Natural Glio dicampur 50-100 kg pupuk kandang/1000 m2).

3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Pemupukan Dasar
a. Pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCl (75 kg/ha).
b. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 1-2 botol/ 1000 m². Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA dengan cara :
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
Penyiraman POC NASA / SUPER NASA dilakukan sebelum pemberian pupuk kandang.
c. Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam,

3.3.2. Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1.300-1.700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April-Juni).

3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penyulaman
Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.

3.4.2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan.

3.4.3. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

3.4.4. Pemupukan Susulan
a. Pupuk Makro
Urea/ZA: 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst 150 kg/ha.
SP-36: 21 hst 250 kg/ha.
KCl: 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha.
Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
b. POC NASA: mulai umur 1 minggu s/d 10 atau 11 minggu.
Alternatif I : 8-10 kali (interval 1 minggu sekali dengan dosis 4 tutup/tangki atau 1 botol (500 cc)/ drum 200 lt air.
Alternatif II : 5 - 6 kali (interval 2 mingu sekali dengan dosis 6 tutup/tangki atau 1,5 botol (750 cc)/ drum 200 lt air.
c. HORMONIK : penyemprotan POC NASA akan lebih optimal jika dicampur HORMONIK (dosis 1-2 tutup/tangki atau + 2-3 botol/drum 200 liter air).

3.4.5. Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi selokan sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).

3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang telah ditempeli telur; (2) penyemprotan Natural Vitura dan sanitasi lingkungan.

Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus. Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi, serta penyemprotan Pestona atau BVR.

Orong-orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman menjadi peka terhadap infeksi bakteri. Pengendalian: Pengocoran Pestona.

Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang-lubang karena sebagian umbi telah dimakan. Pengendalian : Pengocoran Pestona.

Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak berwarna putih, berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan dimulai dari ujung-ujung daun yang masih muda. Pengendalian: (1) memangkas bagian daun yang terserang; (2) mengunakan Pestona atau BVR.

3.5.2. Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak-bercak kecil berwarna hijau kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian: sanitasi kebun. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun, pergiliran tanaman. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak-bercak berwarna coklat. Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman , sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam

Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka-luka yang disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat penyiangan dan pendangiran. Pencegahan dengan penggunaan Natural Glio pada sebelum atau awal tanam.

Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras. Pengendalian: pergiliran tanaman. Pencegahan : Natural Glio sebelum/awal tanam

Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Pestona atau BVR dan melakukan pergiliran tanaman.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

3.6. Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

budidaya kakao

0 komentar

Cara Budidaya Tanaman Coklat atau Kakao
Tanaman cokelat di Indonesia pertama kali dibudidayakan pada 1921 dan berkembang pesat di daerah-daerah pulau Jawa. Sekarang tanaman cokelat sudah menyebar di seluruh Indonesia. Perkembangan cokelat sangat pesat, karena semakin meningkatnya kebutuhan akan tanaman jenis itu, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor.

Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.



PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).


Syarat tumbuh
Bila kita ingin mengembangkan budidaya tanaman cokelat yang perlu diperhatikan adalah daerah tanam ketinggiannya tidak lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut, dengan suhu 30º C – 32º C (maksimum) dan 18º C – 21º C (minimum) dengan pH 5,6 – 7,2 serta daerah yang bercurah hujan 1100 mm/tahun – 3000 mm/tahun.

1. Persiapan Lahan

Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)

2. Pembibitan

Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok
Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan
Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%
Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal
Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali
Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan
Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon

3. Penanaman

a. Pengajiran
- Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm
- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama


b. Lubang Tanam
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang


c. Tanam Bibit
- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)

4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
b.Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :


Tabel Pemupukan Tanaman Coklat





UMUR
(bulan)
Dosis pupuk Makro (per ha)
Urea
(kg)
TSP
(kg)
MOP/ KCl (kg)

2
15
15
8
8

6
15
15
8
8

10
25
25
12
12

14
30
30
15
15

18
30


style="border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1pt; border-left-style: none; border-left-width: medium; border-right-style: solid; border-right-width: 1pt; border-top-style: none; border-top-width: medium; padding-bottom: 0in; padding-left: 5.4pt; padding-right: 5.4pt; padding-top: 0in; width: 0.75in;" width="72">
30
45
15
22
30
30
45
15
28
160
250
250
60
32
160
200
250
60
36
140
250
250
80
42
140
200
250
80




Dst
Dilakukan analisa tanah


Dosis POC NASA mulai awal tanam :


0 – 24
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4 - 5 bulan sekali


> 24
3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman )


Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :
- Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
- Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon


Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

5. Pengendalian Hama & Penyakit

Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.
Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.
Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.


6. Pemangkasan


Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :

Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.

Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.


7. Panen
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.

8. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.

Rabu, 17 April 2013

bisnis jersey bola

1 komentar







Dewasa ini makin banyak dan berkembang minat orang-orang kepada olahraga yang paling di gandrungi di dunia. Ya, sepak bola..

Dari mulai siarang televisi yang terus meningkat menandakan begitu pesatnya para pecinta sepakbola dan tidak terkecuali bagi para pecinta sepak bola untuk berwirausaha.

Dari Mulai Jersey Tim-tim sepak bola Negara maupun klub, sepatu bola, aksesoris.
Tapi kali ini saya ingin berbagi tips bagi para wira usaha yang ingin memulai bisnis dari dunia olahraga khususnya sepak bola.

JERSEY BOLA

Lebih tepatnya adalah kaos bola yang sekarang ini sedang di gandrungi oleh para pecinta sepakbola, selain usaha ini menjanjikan . Usaha ini jug bisa dimulai dari modal yang ringan (contoh : Rp. 300.000,00).

Bagaimana harus memulai?
Berikut Tips dan Trik Strateginya :

1. Yakinkan diri anda, jika sudah yakin makan yang mana yang akan anda pilih jadi agen kah atau jadi reseller.

2. Jika anda ingin jadi AGEN maka anda harus mencari distributor untuk anda mengorder jersey dan anda harus mengeluarkan modal yang lumayan besar. contoh 1 lusin jersey all size (bisa di mix) adalah Rp 1.200.0000,00 . Anda minimal menyetok 5 Lusin untuk awal usaha anda, jadi anda harus mengeluarkan modal +/- Rp 6.00.000,00.

Jika anda ingin jadi RESELLER makan anda harus mencari agen yang memberikan kesempatan kepada Reseller untuk menjadi partner tanpa syarat yang rumit dan modal anda sedikit lebih ringan sebagai contoh anda bisa tidak mengeluarkan uang anda, hanya cukup cari agen yang menjual lebih murah kepada anda sebagai Reseller ex (1 jersey Rp140.000,00)

3.Strategi bagi AGEN pasarkan produk anda secara Grosiran maupun Eceran, via Off Line maupun Online ( WEB SHOP ONLINE). Jika Jersey anda sukses di percaya konsumen dan mempunyai Rekomendasi ( Pelanggan Setia) Omset anda bisa mencapai Rp 2.400.000,00/Bulannya. Jika keuntungan 1 Jerseynya adalah Rp 40.000,00 dikalikan jumlah jersey 60, bahkan bisa lebih karena sebagai agen anda bisa menjual lebih dari 60 Jersey perbulannya.

Strategi bagi RESELLER cari konsumen minimal 2 orang untuk membeli Jersey yang anda jual, minta uang di transferkan ke ATM anda atau CASH sesuai dengan harga yang anda patokan kepada Customer anda ex ( Rp 180.000,00). Maka anda sudah mendapatkan untung sebesar Rp 80.000,00 dari 2 Jersey yang anda jual ke Customer yang anda beli dari Agen Rp 140.000,00/Pcs dan anda tanpa mengluarkan modal sepeserpun. 80.000 x 30 = 2.400.000/ Bulan atau 30 hari.

4. Teruskan usaha anda jangan sampai berhenti di tengah jalan, berikan sekali-kali inovasi-inovasi Strategi penjualan produk usaha anda. contoh (buat website untuk agen , buat blog gratisan untuk reseller, dan harus siap mulut berbusa untuk yang punya usaha untuk menjelaskan produk-produk anda hehehe )

5. Jangan Lupa buat halaman like fans page facebook anda KLIK DISINI untuk tutorialnya
6. Buat akun twitter khusus jualan anda
7. Buat Website atau blog anda Jika anda minat untuk menggunakan jasa kami sebagai pembuat Website atau blog.


Tapi karena perkembangan internet semakin berkembang maka sekarang ini adalah keuntungan bagi para agen, karena tidak sedikit orang yang mengetikan dan mencari jersey bola di mesin pencari seperti Google.
Untuk para Reseller, maka harus berpromosi lebih keras untuk memasarkannya agar anda di percaya konsumen anda.


bisnis clothing distro

0 komentar



Halo, saya CHR TRIANGGA BAYU Entrepreneur Muda Bidang Clothing Distro

Ebook dahsyat yang saya susun ini adalah hasil dari pemikiran, impian, harapan, serta pengalaman jatuh bangun dan pembelajaran yang saya peroleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman dari beberapa sumber teman seperjuangan di dunia bisnis clothingdistro. Ebook ini mengulas cara bisnis clothing distro dari NOL sampai sukses




Diawali dari sebuah situasi pada tahun 2003 ketika saya diajak oleh Om Mul untuk buka distro di Jl. Fatmawati, Jakarta Selatan dengan nama distronya adalah “ Error distro “, itulah pertama kali saya mengenal dunia clothing distro.



Waktu itu di kalangan masyarakat luas hanya dikenal yang namanya butik dan factory outlet (FO), jadi kamu bisa membayangkan mengenai perjuangan saya dan teman-teman dalam memperkenalkan distro di kalangan anak muda di Jakarta saat itu.



Awal tahun 2004 bulan Februari, saya bergabung dengan keluarga Om Kardjono ke Tebet untuk membantu mengembangkan distro Bloop, waktu itu distro Bloop adalah distro ke-3 di Jakarta, mulai saat itulah saya benar-benar digembleng belajar bisnis clothing distro.





Ketika baru 3 Bulan bekerja di Bloop, saya disarankan oleh Martin owner Bloop untuk membuat clothing sendiri, waktu itu umur saya menginjak usia 22 tahun.



Merk dagang pertama untuk clothing-an saya adalah“Soapopera”, nama itu pemberian dari Martin Bloop, saya tidak mengerti arti dan maksud dari kata “Soapopera”, pokoknya saya mulai bisnis aja, bikin dan produksi baju..pikir saya.

Modal yang saya keluarkan pertama kali adalah 2 juta rupiah, hasil dari menjual motor Honda Supra kepunyaan calon istri saya, hehehe.. ceritanya ngutang sama calon istri untuk modal awal bikin clothing-an. Saya memulai usaha clothing-an saya dengan memproduksi 1 desain polo shirt sebanyak 72 pcs, hingga akhirnya lambat laun bisa berkembang dan bertambah semakin banyak produknya. Saat ini dalam mengembangkan clothingan milik saya, saya pun masuk ke dunia maya dengan membuka toko onlinewww.BrotherBayel.com dan www.BlazerJas.com



Semenjak memulai bisnis distro, pendapatan saya semakin meningkat dari hari-ke hari sehingga saya memberanikan diri menikah di usia muda yaitu usia 24 tahun, Hasil dari usaha clothing-an bisa digunakan untuk membeli susu untuk anak, bayar cicilan rumah, bayar cicilan motor, bayar cicilan mobil Avanza, renovasi rumah, memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain.




“Bisnis clothing telah mengubah nasib banyak orang termasuk saya,Action is everything. Ilmu tanpa action is nothing…… Mas Bayu telah mengemas ilmunya secara apik dan sederhana, dan telah membuktikannya bukan sekadar menulis e-book.. Beli e-book ini dan langsung praktik, rasakan hasilnya enam bulan ke depan..” Bertolomeus Saksono Jati, Pemilik Bloop Endorse Urbie Distro, Pemilik clothing BABO



Distro, berasal dari kata Distribution Outlet kemudian oleh kebanyakan pelaku usahanya disingkat menjadi kata distro yaitu tempat atau sarana untuk mendistribusikan barang dagangan. Nah.. kata distribution outlet ini banyak dipakai oleh pelaku usaha fashion anak muda, sehingga istilah distro identik dengan anak muda.
Orang boleh menghemat hobi jalan-jalan, tapi orang tetap pingin modis saat jalan-jalan.
Orang boleh mengurangi kebiasaan membeli buku, tapi orang tidak akan tampil lusuh saat pergi ke toko buku… tampil gaul adalah wajib
Pakaian yang pantas, trendy, dan “gue banget” tetap dicari.

Inilah titik terbaik untuk membidik bisnis kreatif berbasiskan produk clothing!




“Sebelum memulai bisnis clothing, saya menjalani beberapa bisnis… namun hasilnya kurang maksimal dan ternyata rejeki saya ada di bisnis clothing. Bisnis clothing ternyata cocok dengan jiwa muda saya. Modal untuk memulai bisnis clothing sangat terjangkau dan pasti cocok menjadi bisnis perdana bagi kaum muda. Bayu sudah mengulas semua hal mengenai bisnis clothing serta mencuplik beberapa pengalaman kami ke dalam ebook ini, kamu tinggal mempraktikannya.” Martinus Sunu Susatya Pemilik Bloop Endorse Urbie Distro



Banyak orang yang ingin membuka usaha distro, bisnis kaos distro, bisnis baju distro, atau usaha clothing distro. Ada yang memiliki modal usaha yang besar namun ada pula yang kebetulan modal usahanya terbatas. Untuk kamu yang modalnya cukup besar tentu saja tidak kerepotan dalam pengalokasian dananya untuk memenuhi kebutuhan distronya. Nah bagaimana dengan mereka yang hanya memiliki modal yang terbatas? namun ingin membuka usaha cloting distro?

Untuk calon pemilik distro yang memiliki modal usaha yang terbatas, calon pelaku usaha distro bisa mengambil salah satu konsep untuk distro barunya. Ingat peluang bisnis distro masih terbuka luas yang kamu butuhkan adalah cara bisnis distro yang benar.
Pertama, menerapkan cara beli putus dari brand terkenal. Dengan menjual produk brand terkenal maka akan memberikan kesan bahwa distro kamu sangat antusias dan peduli terhadap kualitas dan trend fashion.
Kedua, distro versi beli putus dan konsinyasi, yaitu menggabungkan sistem belanja putus dengan sistem konsinyasi, tujuan yang akan dituju adalah besarnya quantity produk dagangan yang ada dalam stock gudang.
Ketiga, pelaku usaha memutuskan untuk memperbanyak stock barang dagangannya dengan mengandalkan produk titipan dari para supplier. Tentu saja distro model ini akan sangat irit pengeluarannya